Balad OMO

Selasa, 21 Juni 2016

Pak, Kenapa Puasa?



#belajar_menjawab_pertanyaan_anak
 
Anak perempuan semata wayangku baru berusia dua tahun, namun ia mulai kebingungan: kenapa bapak-ibunya tidak ikut makan-minum? Tidak seperti biasanya ketika ia makan-minum.
Tulisan ini dipersiapkan untuk menjawab pertanyaannya, mungkin ketika ia bertanya di usia empat tahun: “Kenapa tidak ikut makan-minum, Pak?”
Nak, bapak-ibumu sedang ‘puasa’ selama sebulan di bulan Ramadan. Puasa ini diharuskan bagi yang sudah gede. Kalau anak perempuan mulai usia sembilan tahun, kalau anak laki mulai 15 tahun. Puasa itu menahan lapar dan haus sejak sebelum adzan subuh hingga setelah adzan maghrib. Makanya, kamu lihat bapak-ibumu makan-minum di dini hari, itu namanya ‘sahur’ dan  makan-minum lagi ketika adzan maghrib, itu namanya ‘buka puasa’.
“Kok, anak laki mulai 15 tahun?”
Itu ajaran agama kita. Karena anak perempuan dianggap sudah gede apabila sudah berusia sembilan tahun; sedangkan anak laki jika sudah berusia 15 tahun. Nanti Bapak kasih tahu lagi ya kalau kamu sudah sembilan tahun!
Meski baru empat tahun, kamu mulai belajar puasa ya, apalagi kamu sudah sekolah di PAUD. Malu dong sama teman-temanmu.
Nak, mengapa bapak-ibumu berpuasa? Karena diwajibkan agama kita, apalagi bapak-ibumu telah gede sejak lama. Puasanya tidak sekadar menahan lapar dan haus selama kurang/lebih 14 jam kalau di Indonesia, masih banyak larangan lain selain menahan lapar dan haus, kelak kamu tahu.
Dengan melaksanakan puasa ini agar kita menjadi manusia yang bertakwa. Takwa itu taat melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya, yakni agar kita menjadi manusia yang baik. Nanti, di akhir bulan Ramadan, kita pun diharuskan zakat fitrah, yakni memberi makanan pokok sehari-hari kita seperti beras untuk orang miskin. Puasa di bulan Ramadan ini menjadikan kita sebagai manusia yang baik bagi kita sendiri sekaligus bagi orang lain.
Coba kamu puasa. Ikut sahur ya nanti. Cobalah puasa sampai jam sembilan pagi. Kalau kuat, teruskan sampai jam 12; atau kalau lapar, bukalah, makan-minumlah. Besoknya, ikut sahur lagi ya dan cobalah puasa lagi.
Nah, gimana? Puasa itu lapar dan haus kan? Ya, Nak, puasa itu menahan lapar dan haus. Justru kamu harus bersyukur karena lapar-haus kamu cuma beberapa jam, sedangkan mereka, orang-orang miskin itu ada yang tidak makan sampai berhari-hari; atau ada yang makan hanya dengan garam saja, bahkan nasinya pun sudah basi dan berbau apak.
Itulah, Nak, maksud diwajibkan puasa agar kamu bersyukur, berterima kasih atas segala pemberian Tuhan; dan dengan lapar, kamu jadi tahu bahwa masih banyak saudara kita, kawan kita yang masih kelaparan sehingga kamu mau berbagi.
Lapar mengajarmu rendah hati selalu, Nak. Dengarlah lagu Bimbo: “Ada Anak Bertanya pada Bapaknya” yang dicipta Bapak Taufiq Ismail …



Bandung, 20160618, 04.06.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar