#belajar_menjawab_pertanyaan_anak
Anak perempuan semata wayangku baru berusia dua tahun, namun
ia mulai kebingungan: kenapa bapak-ibunya tidak ikut makan-minum? Tidak seperti
biasanya ketika ia makan-minum.
Tulisan ini dipersiapkan untuk menjawab pertanyaannya, mungkin
ketika ia bertanya di usia empat tahun: “Kenapa tidak ikut makan-minum, Pak?”
Nak, bapak-ibumu sedang ‘puasa’ selama sebulan di bulan Ramadan. Puasa ini diharuskan
bagi yang sudah gede. Kalau anak perempuan mulai usia sembilan tahun, kalau
anak laki mulai 15 tahun. Puasa itu menahan lapar dan haus sejak sebelum adzan
subuh hingga setelah adzan maghrib. Makanya, kamu lihat bapak-ibumu makan-minum di dini hari, itu
namanya ‘sahur’ dan makan-minum
lagi ketika adzan maghrib, itu namanya ‘buka puasa’.
“Kok, anak laki mulai 15 tahun?”
Itu ajaran agama kita. Karena anak perempuan dianggap sudah
gede apabila sudah berusia sembilan tahun; sedangkan anak laki jika sudah berusia
15 tahun. Nanti Bapak kasih tahu lagi ya kalau kamu sudah sembilan tahun!
Meski baru empat tahun, kamu mulai belajar puasa ya, apalagi
kamu sudah sekolah di PAUD. Malu dong sama teman-temanmu.
Nak, mengapa bapak-ibumu berpuasa?
Karena diwajibkan agama kita, apalagi bapak-ibumu
telah gede sejak lama. Puasanya tidak sekadar menahan lapar dan haus selama
kurang/lebih 14 jam kalau di Indonesia, masih banyak larangan lain selain
menahan lapar dan haus, kelak kamu tahu.
Dengan melaksanakan puasa ini agar
kita menjadi manusia yang bertakwa. Takwa itu taat melaksanakan perintah
Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya, yakni agar kita menjadi manusia yang
baik. Nanti, di akhir bulan Ramadan, kita pun diharuskan zakat fitrah, yakni
memberi makanan pokok sehari-hari kita seperti beras untuk orang miskin. Puasa di
bulan Ramadan ini menjadikan kita sebagai manusia yang baik bagi kita sendiri sekaligus
bagi orang lain.
Coba kamu puasa. Ikut sahur ya nanti. Cobalah puasa sampai
jam sembilan pagi. Kalau kuat, teruskan sampai jam 12; atau kalau lapar,
bukalah, makan-minumlah. Besoknya, ikut sahur lagi ya dan cobalah puasa lagi.
Nah, gimana? Puasa itu lapar dan haus kan? Ya, Nak, puasa
itu menahan lapar dan haus. Justru kamu harus bersyukur karena lapar-haus kamu
cuma beberapa jam, sedangkan mereka, orang-orang miskin itu ada yang tidak
makan sampai berhari-hari; atau ada yang makan hanya dengan garam saja, bahkan
nasinya pun sudah basi dan berbau apak.
Itulah, Nak, maksud diwajibkan puasa
agar kamu bersyukur, berterima kasih atas segala pemberian Tuhan; dan dengan lapar,
kamu jadi tahu bahwa masih banyak saudara kita, kawan kita yang masih kelaparan
sehingga kamu mau berbagi.
Lapar mengajarmu rendah hati selalu, Nak. Dengarlah lagu Bimbo: “Ada Anak
Bertanya pada Bapaknya” yang dicipta Bapak Taufiq Ismail …
Bandung, 20160618, 04.06.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar