Balad OMO

Rabu, 29 Juni 2016

Keluarga Sehat













#keluarga itu #negara_terkecil, meski di bedeng, meski sekadar kamar di rumah ortu atawa mertua, meski kontrakan, atau meski tak tercantum di KTP! #keluarga_sehat itu hanya ada ayah, ibu, dan anak, selain itu ialah tamu negara, meski ada orangtua, mertua, saudara kandung, saudara ipar, saudara keluarga besar, saudara keluarga besan, kawan, relasi, apalagi pembantu rumah tangga karena mereka pun punya negara sendiri!
#tamu_negara itu virus jika laten, nyamuk jika manifes, dan jika tak diminta tapi intervensi! @20160327

#kutipan_favo
“Tidak ada keluarga yang sempurna; tapi dengan keluarga, hidup lebih sempurna” (Eko Patrio, “Super Family 100” ANTV @20160410)

29 Mei: Harganas – Hari Keluarga Nasional & 29 Juni: Hari Keluarga Berencana

Selasa, 28 Juni 2016

Orang Pintar



opin itu tak terhingga, mudah diakses dong …
bukan ke kamu, Ki Joko Bodo di masa jahiliyah
sebuah masa ketika kamu memerankan “Opin dan Upin” … nipu!
seperti ini dong … kan semua ke-KITA-an itu punya Tuhan
pun kepada #orang_kaya …


seperti ini dong …




Blog memiliki banyak keterbatasan. Sehingga, saya lebih merekomendasikan anda untuk langsung bertatap muka dengan saya;
Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Jakarta
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS. MEDISTRA Jakarta
2. RS. Jakarta Heart Center (JHC) Jakarta
3. RS. ANTAM MEDIKA Jakarta
4. RS. Islam Pondok Kopi Jakarta
5. RS. DHARMAIS Jakarta
6. RS. PELNI Jakarta


Sumber: https://dokterandra.com/2011/11/06/misteri-regenerasi-dan-pemulihan-saraf/, Akses: 28/6/2016.

Minggu, 26 Juni 2016

Manfaat Tembakau Banyak, Manfaat Rokok?


















Esai untuk 31 Mei: Hari Tanpa Tembakau Internasional; 21 Juni: Hari Krida Pertanian; dan 26 Juni: Hari Anti-Narkoba

Di Google, ketik “manfaat guna tembakau” diperoleh “About 257,000 results (0.44 seconds)”; kemudian, ketik “manfaat guna rokok” diperoleh “About 641,000 results (0.47 seconds)”. Wow, jadi lebih banyak manfaat rokok daripada tembakau? Masing-masing ke-8 situs di antaranya, saya buka dan saya bikin anotasi berikut:

1.      Selain bahan untuk rokok, manfaat tembakau (Arab: tabbaq, Inggris: tobacco, Sunda: bako) adalah: (1) menghasilkan protein antikanker; (2) melepaskan gigitan lintah; (3) obat antidiabetes dan antibodi; (4) anti-radang; (5) obat HIV/AIDS; (6) pemeliharaan kesehatan ternak; (7) penghilang embun; (8) obat luka; (9) sebagai biofuel; (10) bisnis tembakau; (11) obat nyamuk; (12) obat kutu yang ada pada tanaman; (13) mengusir ulat pada tanaman; (14) mengatasi hama lipan; (15) sebagai pengusir laba-laba; (16) mengurangi bisa gigitan; (17) bahan campuran untuk obat pilek dan pasta gigi (18) mencegah penyakit pada daerah wabah; (19) menghasilkan melanin bagi manusia; (20) obat anti-inflamasi dan autoimun; (21) secara umum, menurut situs http://www.firdaus45.com/2015/04/manfaat-tembakau-dibalik-bahaya-merokok.html, di kalangan medis (manusia dan hewan) digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat, sedangkan di kalangan pertanian digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida; serta (22) situs http://www.amazine.co/6036/tips-berkebun-7-manfaat-tembakau-untuk-tanaman/ menunjukkan kiat-praktik pemanfaatan tembakau sebagai pestisida di kebun atau di rumah.
2.      Adapun manfaat rokok (Arab: dukhaan/sijaar, Inggris: cigarette, Sunda: udud/roko) atau merokok (to smoke) adalah: (1) lihat situs https://indocropcircles.wordpress.com/2014/06/30/10-manfaat-rokok-bagi-kesehatan-manusia/, saya rekomendasikan baca ini karena lumayan fair, meskipun untuk yang serius diperlukan penelitian lanjutan seperti dengan riset partisipatoris, uji lab, dan uji sosial (survei pro-kontra rokok/merokok di masyarakat kita); (2) situs http://www.kompasiana.com/carlorossano/8-manfaat-rokok-yang-mengagumkan_54f95de4a333112b058b4d58, menyebutkan delapan manfaat rokok/merokok untuk kesehatan; (3) situs http://www.jendelacito.info/2014/03/sisi-positif-rokok-bagi-kesehatan.html menyebutkan lima sisi positif rokok bagi kesehatan; (4) situs http://www.kompasiana.com/membunuhindonesia/manfaat-tembakau-yang-disembunyikan_5529e6f46ea8345973552cfd ini, meskipun berjudul ‘tembakau’, justru mengurai manfaat rokok/merokok, (5) situs http://alimustakim.heck.in/manfaat-dan-kegunaan-abu-rokok-atau-latu.xhtml menginformasikan manfaat dan kegunaan abu rokok, yakni untuk: mengkilapkan batu akik, memurnikan air, menggososk emas, membersihkan alat dapur , membersihkan mebel, membersihkan kaca, membuat bibit tahan lama, dan menyuburkan tanah; sedangkan (6) situs-situs lainnya berisi sekadar lucu-lucuan atau humor belaka, meskipun dengan judul manfaat rokok bagi manusia (baca: perokok)!
3.      Nah, hihi, menurut situs http://manfaat.co.id/manfaat-tembakau, tiga perempat dari orang di seluruh dunia tidak tahu perbedaan antara ‘tembakau’ dan ‘rokok’. Padahal, perbedaan yang mendasar, pertama, tembakau ditanam di pertanian sementara rokok diproduksi di pabrik; dan kedua, tembakau dapat dikunyah dan dimakan seperti sayuran, sedangkan orang merokok pasti berbahaya untuk kesehatan. Kemudian sebuah situs mengabarkan, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar 100 negara tercatat sebagai penghasil tembakau terbesar di dunia. Pada tahun 2007, jumlah produksi tembakau dunia mencapai 6,5 juta ton. Negara yang diketahui sebagai produsen atau pemasok tembakau terbesar dunia, adalah: (1) China, (2) Brazil, (3) India, (4) Amerika Serikat, (5) Argentina, dan (6) Indonesia. Di Indonesia, tembakau merupakan salah satu komoditas terpenting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri tembakau dari hulu ke hilir telah melibatkan jutaan tenaga kerja. Tahun 2011, pemerintah mengantongi pendapatan dari cukai rokok, salah satu produk dari tembakau, sebesar Rp 70 triliun. Pada tahun 2007, Indonesia menjadi negara ke-6 penghasil tembakau terbesar dunia dengan  jumlah produksi tembakau sebesar 164.851 ton. Hasil panen tembakau di Indonesia mampu menyumbang 2,67 % daun tembakau dari pasokan global. Namun, jumlah produksi tersebut bukanlah angka tertinggi selama 20 tahun terakhir. Tahun 2001 produksi tembakau Indonesia mencapai 200 ribu ton lebih, padahal permintaan tembakau dalam negeri terus meningkat! (lihat situs: http://topflavors.blogspot.co.id/2016/05/6-negara-produsen-tembakau-terbesar_31.html).


Mari Berhenti Merokok dan Cari Solusi untuk Tembakau
MOHON MAAF saya selingkuh (merokok lagi) karena …
Testimoni saya berhenti merokok selama 17 hari: SEGER-ENERGIK. Mengapa merokok lagi? Karena …
Kemarin, saya mengajak berhenti merokok itu karena saya sudah berhenti merokok (Itu rekor berhenti ter-hebat saya sejak merokok sekitar 35 tahun-an). Ketika, kini, saya menjadi perokok lagi, saya tidak mengajak untuk merokok. Justru seperti kemarin-kemarin ketika saya jadi perokok, di ketika serius, saya bersikap gini:
1.      Bab ‘rokok’, sebenarnya, saya no comment karena seperti self-explanatory, seperti taken for granted, dan jangan saling mengganggu. Nah, ketika ada yang mengganggu, silakan saling mengganggu dengan catatan: konvergen, tidak divergen. ‘Mengganggu’ di sini sudah ‘hukum alam’, yakni ada pro-kontra dan saya berbaik sangka: para pihak ini SEPAKAT bahwa gangguan itu tidak melibatkan pihak ketiga, sebutlah bayi yang belum bisa mengatur nafasnya. Di sini, perokok pun kan pentung perokok yang berani embuskan asap rokok ke bayi itu!
2.      Saya setuju, perokok itu harus merokok seperti di poster Puskesmas: dalam botol tertutup; seperti jin di dalam lampu Aladin: enak sendiri, pengap sendiri, dan mati sendiri! Saya tegur perokok di angkot ketika ada bayi, ibu-ibu, atau yang terganggu tapi sungkan menegur. Saya tidak merokok di area dilarang merokok. Saya pernah ingatkan koran regional yang beroplah terbesar kedua di provinsi karena pasang iklan rokok yang gede di halaman muka. Saya tidak pernah menyuruh anak kecil untuk belikan rokok. Saya pun matikan rokok ketika ada anak kecil menghampiri saya dan memang merokok jadi tidak nikmat kalau ada anak kecil!
3.      Di status FB, saya menulis: “gara2 FB-an, alhamdulillaah, bisa berhenti merokok …” Ya, karena di status grup-grup FB yang lain, saya sering menulis ‘kebaikan’; sedangkan merokok adalah ‘kejahatan’ atau ‘si abu’; maka saya ingin kejelasan: berhentilah merokok atau jangan merokok! Saya pun ungkap kronologi interaksi saya dengan rokok. Menurut saya, itu fair. Ada positif, ada negatif; bahkan saya ajukan feed-back: Yuk, kita cari solusi agar tembakau tidak sekadar untuk bahan rokok!

Ketika dulu merokok dan kini merokok lagi, menurut saya, hal-hal berikut ini pun MENGGANGGU (gelitik-i) saya, apalagi bagi civitas anti-rokok. Mari buka-buka-an, jujur-jujuran:

1.      Tiga orang terkaya di Indonesia 2015-2016 itu orang rokok (Djarum, Djarum, dan Gudang Garam), perokok-kah? (lihat situs, misalnya: http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall; http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/16/03/02/o3egjw377-ini-10-orang-terkaya-di-indonesia-2016-versi-forbes; http://ilmupengetahuanumum.com/10-orang-terkaya-di-indonesia-2015/; dan http://ilmupengetahuanumum.com/10-orang-terkaya-di-indonesia-2016-versi-forbes/).
2.      Rokok menjadi sponsor siaran langsung sepakbola internasional, perokok-kah pemilik stasiun televisi swasta nasional itu?
3.      Seingat saya, ada tiga contoh relasi yang ‘diuntungkan’ rokok: (a) anti-rokok, naik haji, dan lupa bahwa item di warungnya yang paling laku adalah rokok; (b) perokok, akrab dengan pembeli karena sesama perokok, naik haji, pulang haji berhenti merokok, dan warungnya menjadi sepi, tak lama bangkrut; serta (c) anti-rokok hingga kini dan ketika kuliah dapat beasiswa dari rokok.
4.      Stiker canda, misal: “Sejak saya membaca artikel tentang bahaya merokok, saya berhenti membaca!” Nah, ini harus dilayani dengan ‘canda’ lagi karena ‘bahaya’ kok dicanda-in!
5.      Iklan rokok yang ‘hebat’ (jagoan, pemberani, orang sukses, penuh kekompakan, atau penuh keceriaan) itu harus dilawan dengan iklan anti-rokok yang ‘hebat’ pula!
6.      Memang ndak ada sponsor lain, buat pendidikan dan olahraga, kok sponsornya dari rokok? (seperti beasiswa pendidikan, beasiswa diklat, sponsor olahraga sepakbola, badminton, motocross, …, bahkan untuk pesantren, lihat situs: http://majalah.hidayatullah.com/2010/07/kala-rokok-membelit-kaum-sarungan/, situs ini secara tidak langsung menyarankan kita untuk cek situs http://legacy.library.ucsf.edu dan http://bat.library.ucsf.edu karena disinyalir terdapat dokumen-dokumen di AS yang menunjukkan adanya makar industri rokok; di RI?).
7.      Saya memohon kepada Presiden RI, Bapak Jokowi, untuk tidak ragu menandatangani atau menetapkan regulasi pengendalian tembakau, apalagi untuk rokok karena rokok TERBUKTI membunuh secara perlahan-lahan, terutama untuk mengantisipasi efek negatif bagi generasi penerus (yang muda dan anak-anak) kita; sedangkan ‘pembatasan’ tembakau adalah alih-fungsi tembakau TIDAK sekadar bahan rokok, tetapi tembakau difungsikan sebagai bahan medis atau pertanian (lihat misalnya: http://www.republika.co.id/berita/en/national-politics/15/06/01/np9d7n-cigarette-smoking-kills-600-thousand-people-every-year; http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/07/22/nrw7e0-regulasi-rokok-di-indonesia-tak-mampu-lindungi-anak; atau http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/06/14/o8r4md382-jokowi-tak-mau-ikutikutan-tanda-tangani-konvensi-pengendalian-tembakau).
8.      Sebenarnya, rokok itu pahlawan atau biang kerok di negeri ini? Di sini perlu data riil dari seluruh stakeholder, minimalnya dari perspektif kesehatan dan ekonomi. Bisa jadi argumen yang muncul, misalnya: “Ya, menguntungkan secara ekonomi, tapi kerugian kesehatan lebih besar.” Nah, lho?
9.      Jadi, kembali ke masalah self-explanatory, khususnya dari perspektif perokok: Perokok itu pahlawan kesiangan, biar puas, pahlawan konyol! Layaknya pahlawan, ia mengorbankan dirinya untuk kepentingan orang banyak; layaknya pahlawan, pengorbanannya itu jangan dibilang-bilang; maka, layaknya pahlawan budiman, jangan mengorbankan orang lain apalagi kekasihnya; merokoklah di dalam botol seperti poster di Puskesmas: enak sendiri, pengap sendiri, dan mati sendiri … Namun, perokok pun punya kekasih yang diharapkannya membantunya untuk berhenti merokok. Kekasihnya itu begitu mencintai perokok, sehingga perokok tahu diri bahwa dirinya dicintai dan bertanya sendiri: masak kekasihku kalah oleh rokok? Perokok pun punya bangsa-negara dan bangsa-negaranya ini kompak-menyepakati dan memerangi bahwa rokok adalah musuh bersama!
10.  Ini kisah ibu saya yang saya saksikan berhasil membuat bapak tiri berhenti merokok. Ibu saya pun merokok. Bapak tiri bingung, kok kekasihnya jadi perokok … Dia pun berhenti merokok, apalagi ibu saya yang sekadar ‘menantang’ (Sunda: nyungkun; Inggris: hoax? Arab: istidraj) bapak tiri.
11.  Slogan “Hari Tanpa Tembakau Internasional/Sedunia” itu SALAH BESAR; seharusnya: “Hari Tanpa Rokok Sedunia”; atau “No Smoking”, mengapa tidak “No Cigarette”, mungkinkah?
12.  Saya pun ‘menyaksikan’, rokok,  miras, atau dugem begitu dekat dengan dunia narkoba (narkotika dan obat/bahan berbahaya). Setiap hari, menurut BNN, 50 orang mati gara-gara mengonsumsi narkoba di negeri ini. Sungguh hidup yang sia-sia … Na’uudzubillaahimindzaalik, aamiin.


Karena itu, mari berhenti merokok dan cari solusi untuk tembakau, sehingga bukan sekadar bahan untuk rokok dan orang tembakau (petani) pun tidak dirugikan. Mungkin, tembakau harus di-industrialisasi untuk medis dan pertanian seperti industri rokok yang merambah ke berbagai ranah kehidupan kita.
Nah, bapak dan ibu guru, apa yang akan kita ajarkan kepada murid di kelas kalau murid kita tahunya dari iklan bahwa perokok itu orang hebat dan mereka tahu bahaya rokok dari hasil membaca; setelah itu, mereka berhenti membaca?
Rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan (QS 3: 191, Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia). Soal ‘tembakau’ pun, kita masih pro-kontra. Ya, gitu dech, ramainya dunia …

Aluzar Azhar, perokok yang mengimbau tidak merokok!

Bandung, 20160623, 23.53.