Bukan
Rahasia (lagu Dewa 2002, vokal: Once)
(intro
: A E A E)
A E
Bukan
rahasia bila segenggam kekuasaan
A E
Lebih
berharga dari sekeranjang kebenaran
A E
Bukan
rahasia bila penguasa pun bisa
A E
Merubah
sejarah dan memutarbalikkan fakta
F#m C#m
Bukan
rahasia bila aku adalah seorang pemimpi
B A
Dan
aku bukanlah satu-satunya di dunia ini
A E
Bukan
rahasia bila kehidupan di dunia
A E
Hanyalah
permainan dan senda gurau belaka
F#m C#m
Bukan
rahasia bila aku adalah seorang pemimpi
B A
Dan
aku bukanlah satu-satunya di dunia ini
Reff:
E G#m
Bukan
rahasia bila aku …
C#m C
B
Menginginkanmu
setengah mati
E
G#m
Bukan
rahasia bila aku …
C#m C B
Menunggu
kamu sampai kaumau
A
Bukan
rahasia …
(interlude
: A E A E)
A E
Bukan
rahasia bila imajinasi
A E
Lebih
berarti dari sekedar ilmu pasti
F#m C#m
Bukan
rahasia bila aku adalah seorang pemimpi
B A
Dan
aku bukanlah satu-satunya di dunia ini
(balik
ke Reff 2x)
(coda
: A)
Sumber:
http://lirikdangitar.blogspot.co.id/2011/02/dewa-bukan-rahasia.html,
Akses: 15/12/2017.
#Anotasi:
_Bukan rahasia bila segenggam kekuasaan_
_Lebih berharga dari sekeranjang kebenaran_
Sudah dua
‘ikhwan’ yang omong seperti itu: (1)
“Setitik Kekuasaan akan mengalahkan setumpuk Kebenaran!” dan (2) “Sebaik-baik
dakwah adalah dengan Kekuasaan!”
#Hm, ‘pasti’
ada dalil-nya; kalo dari Allah
SWT, kita sami’naa wa atha’naa; tetapi kalo dari Hadis, kita cek
dulu #status Hadis-nya … (silakan #yang_berwenang urun rembuk, terima kasih).
Kalau seingat-setahu
saya (mohon diingatkan-diberi tahu, terima kasih), kriteria #cara_sukses ‘level’
manusia itu #kebaikan, bukan kekuasaan atau kebenaran, karena manusia yang paling
mulia ialah yang paling takwa (Quran) atau manusia terbaik itu yang paling
bermanfaat bagi manusia lain (Hadis).
_Bukan rahasia bila penguasa pun bisa_
_Merubah sejarah dan memutarbalikkan fakta_
Ya,
ganti #rezim, ganti keinginan …
#Mari_saling_ingatkan:
Penjajah KITA (Portugis, Belanda-Sekutu, dan Jepang) t’lah sukses mengobok-obok
#akar_sejarah kita … Kata ‘Minggu’ dari Portugis loh. Pusat studi perihal
kita di Belanda loh. Jepang itu ‘Kakak’ kita loh …
Mari kita
#luruskan: gelar ‘haji’ … panggilan ‘ekstremis’ atawa ‘radikalis’ serta supata
(Sunda: kutukan) bahwa kita bermental ‘tempe’ … ITU dari Belanda!!!
KITA
bukan ingin balas dendam, tetapi kita ingin mengabarkan kepada anak-cucu kita
bahwa sejarah kita telah dijungkirbalikkan oleh MEREKA!
Yang #hebat,
‘metode’ menjajah mereka bukan via militer saja, tetapi via politik ‘etis’ (kata
mereka: #pendidikan ‘beradab’), maka Aceh berhasil dipecah, pulau Jawa
dininabobokan sebagai feodalis-sinkretis, dan Saudara kita di Timur dihasut … Metode
mereka yang paling terkenal adalah divide et impera … #sadis!
Kiwari
(zaman now), setelah mengalami-melewati dua orde/era (Orde Baru ke Era
Reformasi hingga kini), #podo_wae … Yang kentara bgt di buku
pelajaran “Sejarah Nasional” SD dst seperti PMP-PKn, PSPB, Kewiraan, … ada
#revisi, hehe.
Ya
terserah, da nanti ge: ganti #rezim, ganti keinginan …
Now, yang
harus diantisipasi—sesungguhnya harus diatasi—adalah ‘serangan’ ‘triple F’ (food, fun, and fashion) beserta derivasinya sebagai #senjata versi baru
(konon, sejak 80-an). Ya, dengan senjata itu, mereka menjelma domba, padahal
serigala, malah monyet yang jasmaninya diketahui multifungsi alias kemaruk!
Dan kita
korban iklan, konsumen menggiurkan …; maka divide et impera masih berlaku-didukung pula (#hajeuh!),
meski dengan versi baru, seperti: diversifikasi, monopoli, monopsoni, oligopoli,
dumping atas nama ‘nasionalisme’, atau komodifikasi alias sinkretisasi gaya
baru … (#yang_berwenang tentu lebih mafhum, dimohon urun rembuk, terima kasih).
Saudaraku,
kita dijajah via ekonomi!
_Bukan rahasia bila kehidupan di dunia_
_Hanyalah permainan dan senda gurau belaka_
Ya, lihat Q.s. 47: 36 dan 57: 20.
_Bukan rahasia bila imajinasi_
_Lebih berarti dari sekedar ilmu pasti_
Setuju!
cincay-lah, semua bisa diatur … asal bapak senang …
Dengan
#imajinasi ini, saya meyakini bahwa, pada mulanya dan seharusnya, setiap orang itu
ialah filosof! Karena tugas pertama kita MEMBACA, tugas kedua MELAYANI, dan
tugas ketiga MENCATAT. Apa yang tidak dipikirkan filosof, meski bersifat
spekulatif? Di sinilah pentingnya agama!
_Bukan rahasia bila aku …_
_Menunggu kamu sampai kaumau_
Ya,
apalagi malam Jum’at di musim penghujan ini, heuheu …
Tetapi
#kemauan itu tidak bisa dipaksakan. Sesungguhnya #mau itu (hanya) hak Tuhan. Yang
ndak mau, ndak sadar, disangkanya punya hak dan disangkanya tidak
di-setting Tuhan, wew!
_Bukan rahasia bila aku adalah seorang pemimpi_
_Dan aku bukanlah satu-satunya di dunia ini_
‘Mimpi’
itu bunga tidur alias ‘kerja’ atau ‘produk’ kita #ketika_tidak _sadar; otomatis
tidak bisa dipakai sebagai ‘dalih’, apalagi sebagai ‘dalil’. Konon, orang-orang
‘suci’-lah yang berhak menafsirkan mimpi. Dalam perspektif Islam, yang berhak itu
para Nabi; ini pun dengan catatan: atas petunjuk Tuhan!
Dalam realitas
kehidupan sehari-hari, ‘mimpi’ dan menjadi ‘pemimpi’ (dreamer) seperti KEHARUSAN
, #syarat to be a success man … to be somebody … “Gantungkan cita-citamu
di langit!”
Memang
di langit ada ‘gantungan’? Mungkin, maksudnya karena cita-cita itu sesuatu yang
mulia, maka harus di tempatkan di tempat yang mulia juga (yang tinggi, langit);
atau punya cita-cita itu harus tinggi, harus mulia, biar menjadi orang mulia; menjadi
pejabat tinggi misalnya sehingga dihormati pejabat rendah … Mungkin lagi, dalam
perspektif ‘taken for granted’,
bahwa di langit ‘ada’ Tuhan, ‘tempat’ Tuhan (?).
#Mimpi
itu imajinasi, fantasi, atau khayalan, sehingga #pemimpi ialah pengkhayal? Ya,
maka harus diwujudkan; maka harus segera bangun untuk mewujudkan ‘gambar’ dari
alam tidak sadar kita itu; atawa sekalian jangan pakai mimpi dan jangan jadi
pemimpi, pakai saja yang #pasti, misal: dari pengalaman pribadi, pengetahuan
dari bumi, atau dari doktrin agama.
Kenapa?
Karena saya meyakini bahwa kehidupan di dunia ini #serbamungkin dan kehidupan di
akhirat itu #serbapasti. Kepastian duniawi diperoleh seiring tumbuhnya
kedewasaan (baca: tanggung jawab) kita; sedangkan kepastian ukhrawi diperoleh
seiring tahu dirinya kita bahwa kita just sebagai makhluk.
Nah, yang
#terlalu ‘tahu diri’ mengatasnamakan diri sebagai humanis, eksistensialis,
hedonis, pragmatis, bahkan ateis; maka jangan lecehkan HAM; jangan ganggu privasi
orang, jangan persekusi atas nama Tuhan, … bla bla bla … hihi,
padahal mereka ter-alienasi oleh dirinya sendiri, padahal mereka menuhankan
dirinya sendiri! Capek sendiri dech
…
Ndak percaya? Ini bukti di ke-tidak-sadar-an mereka:
_Is
this the real life, is this just fantasy? … Easy come, easy go, will you let me
go … Nothing realy matter, anyone can see; Nothing realy matter to me._
(Queen,
“Bohemian Rhapsody”)
Lagu kesenangan
atawa kesedihan Freddie Mercury?
Lagu lainnya,
misal:
_Loneliness is my hiding
place_
(Queen, “Life Is Real [Song For Lennon]”, untuk John Lennon The Beatles)
(Queen, “Life Is Real [Song For Lennon]”, untuk John Lennon The Beatles)
Atau
_Di dalam keramaian aku masih merasa sepi_
_Di dalam keramaian aku masih merasa sepi_
(Dewa
2002, Ahmad Dhani, “Kosong”)
So,
BroBray, kita mah yang #pasti2_azza:
bukan mimpi, tapi cita-cita; bukan
obsesi, tapi misi … seperti #teladan_kita; dia hanya manusia biasa; bukan ‘idola’
(etimologi dari bahasa Inggris: idol, ‘berhala’). Wa Allaah a’lam.
Ujungberung,
16 Desember 2017 @bulan maulid Nabi.
Add. 'Esai' ini kemudian di-share
ke: https://www.kompasiana.com/aluzar_azhar/5a355a36ab12ae30c661da32/esai-rahasia-umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar