Balad OMO

Sabtu, 16 Desember 2017

Ini Mah Rahasia Umum

Bukan Rahasia (lagu Dewa 2002, vokal: Once)
(intro : A E A E)

 A                              E
Bukan rahasia bila segenggam kekuasaan
 A                                    E
Lebih berharga dari sekeranjang kebenaran
 A                              E
Bukan rahasia bila penguasa pun bisa
 A                                    E
Merubah sejarah dan memutarbalikkan fakta
F#m                    C#m
Bukan rahasia bila aku adalah seorang pemimpi
  B                            A
Dan aku bukanlah satu-satunya di dunia ini

 A                              E
Bukan rahasia bila kehidupan di dunia
 A                                      E
Hanyalah permainan dan senda gurau belaka
F#m                    C#m
Bukan rahasia bila aku adalah seorang pemimpi
  B                            A
Dan aku bukanlah satu-satunya di dunia ini

Reff:
           E        G#m
Bukan rahasia bila aku …
           C#m             C   B
Menginginkanmu setengah mati
           E        G#m
Bukan rahasia bila aku …
          C#m              C   B
Menunggu kamu sampai kaumau
           A
Bukan rahasia …

(interlude : A E A E)

 A                       E
Bukan rahasia bila imajinasi
 A                                E
Lebih berarti dari sekedar ilmu pasti
F#m                    C#m
Bukan rahasia bila aku adalah seorang pemimpi
  B                            A    
Dan aku bukanlah satu-satunya di dunia ini

(balik ke Reff 2x)
(coda : A)



#Anotasi:
_Bukan rahasia bila segenggam kekuasaan_
_Lebih berharga dari sekeranjang kebenaran_
Sudah dua ‘ikhwan’ yang omong  seperti itu: (1) “Setitik Kekuasaan akan mengalahkan setumpuk Kebenaran!” dan (2) “Sebaik-baik dakwah adalah dengan Kekuasaan!”
#Hm, ‘pasti’ ada dalil-nya; kalo  dari Allah SWT, kita sami’naa wa atha’naa; tetapi kalo dari Hadis, kita cek dulu #status Hadis-nya … (silakan #yang_berwenang urun rembuk, terima kasih).
Kalau seingat-setahu saya (mohon diingatkan-diberi tahu, terima kasih), kriteria #cara_sukses ‘level’ manusia itu #kebaikan, bukan kekuasaan atau kebenaran, karena manusia yang paling mulia ialah yang paling takwa (Quran) atau manusia terbaik itu yang paling bermanfaat bagi manusia lain (Hadis).

_Bukan rahasia bila penguasa pun bisa_
_Merubah sejarah dan memutarbalikkan fakta_
Ya, ganti #rezim, ganti keinginan …
#Mari_saling_ingatkan: Penjajah KITA (Portugis, Belanda-Sekutu, dan Jepang) t’lah sukses mengobok-obok #akar_sejarah kita … Kata ‘Minggu’ dari Portugis loh. Pusat studi perihal kita di Belanda loh. Jepang itu ‘Kakak’ kita loh
Mari kita #luruskan: gelar ‘haji’ … panggilan ‘ekstremis’ atawa ‘radikalis’ serta supata (Sunda: kutukan) bahwa kita bermental ‘tempe’ … ITU dari Belanda!!!
KITA bukan ingin balas dendam, tetapi kita ingin mengabarkan kepada anak-cucu kita bahwa sejarah kita telah dijungkirbalikkan oleh MEREKA!
Yang #hebat, ‘metode’ menjajah mereka bukan via militer saja, tetapi via politik ‘etis’ (kata mereka: #pendidikan ‘beradab’), maka Aceh berhasil dipecah, pulau Jawa dininabobokan sebagai feodalis-sinkretis, dan Saudara kita di Timur dihasut … Metode mereka yang paling terkenal adalah divide et impera … #sadis!
Kiwari (zaman now), setelah mengalami-melewati dua orde/era (Orde Baru ke Era Reformasi hingga kini), #podo_wae … Yang kentara bgt  di buku pelajaran “Sejarah Nasional” SD dst seperti PMP-PKn, PSPB, Kewiraan, … ada #revisi, hehe.
Ya terserah, da  nanti ge:  ganti #rezim, ganti keinginan …
Now, yang harus diantisipasi—sesungguhnya harus diatasi—adalah ‘serangan’ ‘triple F’  (food, fun, and fashion)  beserta derivasinya sebagai #senjata versi baru (konon, sejak 80-an). Ya, dengan senjata itu, mereka menjelma domba, padahal serigala, malah monyet yang jasmaninya diketahui multifungsi alias kemaruk!
Dan kita korban iklan, konsumen menggiurkan …; maka divide et impera  masih berlaku-didukung pula (#hajeuh!), meski dengan versi baru, seperti: diversifikasi, monopoli, monopsoni, oligopoli, dumping atas nama ‘nasionalisme’, atau komodifikasi alias sinkretisasi gaya baru … (#yang_berwenang tentu lebih mafhum, dimohon urun rembuk, terima kasih).
Saudaraku, kita dijajah via ekonomi!

_Bukan rahasia bila kehidupan di dunia_
_Hanyalah permainan dan senda gurau belaka_
Ya, lihat Q.s. 47: 36 dan 57: 20.

_Bukan rahasia bila imajinasi_
_Lebih berarti dari sekedar ilmu pasti_
Setuju! cincay-lah, semua bisa diatur … asal bapak senang …
Dengan #imajinasi ini, saya meyakini bahwa, pada mulanya dan seharusnya, setiap orang itu ialah filosof! Karena tugas pertama kita MEMBACA, tugas kedua MELAYANI, dan tugas ketiga MENCATAT. Apa yang tidak dipikirkan filosof, meski bersifat spekulatif? Di sinilah pentingnya agama!

_Bukan rahasia bila aku …_
_Menunggu kamu sampai kaumau_
Ya, apalagi malam Jum’at di musim penghujan ini, heuheu …
Tetapi #kemauan itu tidak bisa dipaksakan. Sesungguhnya #mau itu (hanya) hak Tuhan. Yang ndak  mau, ndak  sadar, disangkanya punya hak dan disangkanya tidak di-setting  Tuhan, wew!

_Bukan rahasia bila aku adalah seorang pemimpi_
_Dan aku bukanlah satu-satunya di dunia ini_
‘Mimpi’ itu bunga tidur alias ‘kerja’ atau ‘produk’ kita #ketika_tidak _sadar; otomatis tidak bisa dipakai sebagai ‘dalih’, apalagi sebagai ‘dalil’. Konon, orang-orang ‘suci’-lah yang berhak menafsirkan mimpi. Dalam perspektif Islam, yang berhak itu para Nabi; ini pun dengan catatan: atas petunjuk Tuhan!
Dalam realitas kehidupan sehari-hari, ‘mimpi’ dan menjadi ‘pemimpi’ (dreamer) seperti KEHARUSAN , #syarat to be a success man … to be somebody … “Gantungkan cita-citamu di langit!”
Memang di langit ada ‘gantungan’? Mungkin, maksudnya karena cita-cita itu sesuatu yang mulia, maka harus di tempatkan di tempat yang mulia juga (yang tinggi, langit); atau punya cita-cita itu harus tinggi, harus mulia, biar menjadi orang mulia; menjadi pejabat tinggi misalnya sehingga dihormati pejabat rendah … Mungkin lagi, dalam perspektif ‘taken for granted’,  bahwa di langit ‘ada’ Tuhan, ‘tempat’ Tuhan (?).
#Mimpi itu imajinasi, fantasi, atau khayalan, sehingga #pemimpi ialah pengkhayal? Ya, maka harus diwujudkan; maka harus segera bangun untuk mewujudkan ‘gambar’ dari alam tidak sadar kita itu; atawa  sekalian jangan pakai mimpi dan jangan jadi pemimpi, pakai saja yang #pasti, misal: dari pengalaman pribadi, pengetahuan dari bumi, atau dari doktrin agama.
Kenapa? Karena saya meyakini bahwa kehidupan di dunia ini #serbamungkin dan kehidupan di akhirat itu #serbapasti. Kepastian duniawi diperoleh seiring tumbuhnya kedewasaan (baca: tanggung jawab) kita; sedangkan kepastian ukhrawi diperoleh seiring tahu dirinya kita bahwa kita just  sebagai makhluk.
Nah, yang #terlalu ‘tahu diri’ mengatasnamakan diri sebagai humanis, eksistensialis, hedonis, pragmatis, bahkan ateis; maka jangan lecehkan HAM; jangan ganggu privasi orang, jangan persekusi atas nama Tuhan, … bla bla blahihi, padahal mereka ter-alienasi oleh dirinya sendiri, padahal mereka menuhankan dirinya sendiri! Capek  sendiri dech …
Ndak  percaya? Ini bukti di ke-tidak-sadar-an mereka:
_Is this the real life, is this just fantasy? … Easy come, easy go, will you let me go … Nothing realy matter, anyone can see; Nothing realy matter to me._
(Queen, “Bohemian Rhapsody”)
Lagu kesenangan atawa  kesedihan Freddie Mercury?
Lagu lainnya, misal:
_Loneliness is my hiding place_
(Queen, “Life Is Real [Song For Lennon]”, untuk John Lennon The Beatles)
Atau
_Di dalam keramaian aku masih merasa sepi_
(Dewa 2002, Ahmad Dhani, “Kosong”)

So, BroBray, kita mah  yang #pasti2_azza:  bukan mimpi, tapi cita-cita; bukan obsesi, tapi misi … seperti #teladan_kita; dia hanya manusia biasa; bukan ‘idola’ (etimologi dari bahasa Inggris: idol, ‘berhala’). Wa Allaah a’lam.


Ujungberung, 16 Desember 2017 @bulan maulid Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar