Ini lagu Ayah ketika membayangkan wanita yang
Ayah puja. Jauh, jauh sebelum kamu lahir. Jauh, jauh sebelum Ibumu hadir. Satu lagu
yang lain, suarakan hati Ayah: "Hanya mampu pandangi/Bibir tipismu yang
menari."
Yang Terlupakan
#IwanFals
Denting piano
Kala jemari menari
Nada merambat pelan
Di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama setiap bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik
Untuk kembali padanya
S'ribu kata menggoda
S'ribu sesal di depan mata
Seperti menjelma
Waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh, maafkanlah
Oh, maafkanlah
Reff:
Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari
Kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu
Tetap mengikuti
WANITA itu tlah lama pergi. Ayahmu pun tlah bangkit kembali. Namun senyumannya,
tetap ikuti. Seperti senyumanmu, Digong!
Sungguh, akulah pacar pertamamu. Kamu pasti rindu dekat aku. Dua kalimat
ini menurut psikologi. Justru senyum #hampa-mu itu menghunjam kalbuku ketika
kubaca Quran; ketika Quran beri tahu aku, maka
Aku kuatir*
Kami tak jelma katir**
*Peringatan Qs 4: 9; doaku menyertaimu (Qs 37: 100; 3: 38; dan 46: 15)
**Kayu ringan atau buluh, dipasang di kanan-kiri perahu
untuk menjaga keseimbangan
LALU,
Cintaku dianggap kelemahanku
APAKAH aku tlah memberimu dosa, Digong?
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu
Tetap mengikuti
Oh, maafkanlah
Oh, maafkanlah
SUNGGUH, tinggal dekati Tuhan … 'kan kurindu senyumanmu, Digong!
Ujungberung, 20190626, 20.26