Masjid sebagai
Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam
Bahan Khutbah
Jum’at
Assalaamu’alaikum wr. wb.
Hamdalah
Syahadatain
Wasiat TAQWA
Materi (ta’udz, basmalah, QS 9: 108, 9: 18, dan 72: 18 shadaqallaahhul’azhiim)
Hadirin, sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita
kehadirat Ilaahi Rabbi, Allah azza wa jalla, yang di sering ruang dan
waktu, kita selalu LUPA akan segala hidayah (petunjuk), inayah (pertolongan),
dan limpahan nikmat-Nya.
Shalawat dan salaam kita haturkan kepada kekasih Allah,
Nabi Muhammad SAW yang telah rela menjadi ‘manusia biasa’ serta telah memberi uswah
hasanah (teladan yang baik) dan rahmatan lil’aalamiin (penyebar
kasih sayang bagi semesta alam) kepada kita sebagai umat pilihan dan umat akhir
zaman; semoga kita selalu mau
meneladani Beliau sebagai muslim pertama sekaligus utama, aamiin.
Hadirin, Khatib mengingatkan diri serta mengajak hadirin
untuk meningkatkan TAQWA kita, yakni terpeliharanya diri untuk tetap taat
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, dan semoga kita
meninggal dalam keadaan muslim, aamiin.
Hadirin, tadi di awal, Khatib mengutip 3 (tiga) ayat
Quran. Ketiga ayat ini semoga menjadi tema khutbah kali ini, yaitu: Masjid
sebagai Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam.
Mari kita evaluasi MASJID kita berdasarkan ketiga ayat
Quran tersebut. Pertama, mari kita dirikan ‘masjid’ (tempat
sujud) kita dengan fondasi taqwa:
Artinya: Janganlah
kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguh-nya masjid yang
didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid
itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bersih (QS at-Taubah/9: 108).
Kedua, mari makmurkan Masjid:
Artinya: Hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk (QS at-Taubah/9: 18).
DKM (Dewan Keluarga Masjid atau Dewan Kemakmuran Masjid) merupakan
organisasi yang
dikelola oleh jemaah
muslim dalam melangsungkan aktivitas di
masjid.
Setiap
masjid yang
terkelola dengan baik memiliki DKM dengan strukturnya masing-masing. Secara
umum, pembagian kerjanya terbagi menjadi tiga, yaitu: Bidang
'Idarah
(administrasi manajemen masjid), Bidang
'Imarah (aktivitas memakmurkan
masjid), dan Bidang
Ri'ayah (pemeliharaan fisik masjid) (Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Keluarga_Masjid,
Akses: 26/10/2016).
Dan ketiga, masjid itu punya Allah SWT:
Artinya: Dan sesungguhnya masjid-masjid
itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorang pun di dalamnya selain (menyembah) Allah (QS
al-Jinn/72: 18).
Semoga KITA sepakat bahwa membangun/merenovasi MASJID hendaknya
berdasarkan TIGA ketentuan ayat tadi, yaitu: dasar taqwa, makmurkan, dan masjid
itu punya Allah SWT.
Di Facebook (@20160328), saya menulis ini: “Saya sedih
JIKA masjid didirikan hasil minta2 dan lebih sedih lagi JIKA masjid berdiri itu
#3M, yakni selain dibangun dengan biaya minimal 3 Miliar Rupiah, juga Megah-Mewah,
tapi Melompong … Ayolah, KITA bangun masjid kita dengan ‘taqwa’ … Kita jangan sedih
jika masjid kita bocor … Kita harus sedih jika di masjid kita tidak ada mu’adzin, imam/khatib, ustadz, atau qari; tidak ada fastabiqul khairaat (berlomba
menjemput kebaikan) … Karena itu, ‘tusi’ (tugas dan fungsi) masjid itu FOKUS
ke kaderisasi,
yaitu: estafet (ciptakan regenerasi) mu’adzin, imam/khatib, ustadz, atau qari …”
Mari fastabiqul khairaat dengan MASJID kita ini. Silakan
dengan amal jariah-nya (ZISWA), dengan ilmu bermanfaatnya (sebagai pengajar
atau pelajar), dan dengan menjelma sebagai anak yang saleh, sehingga amal kita tidak
putus, yang sampai ke akhirat, meski kita telah meninggal dunia …
Masjid sebagai Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam itu
berarti menjadikan masjid sebagai cerminan segala kegiatan hidup kita dimulai oleh
‘aqidah (Rukun Iman), terus ke syari’ah (Rukun Islam), selanjutnya ke akhlaq/tasawuf (sarwa islami: tatacara berhubungan dengan Tuhan, sesama, dan alam).
Soal ‘kebudayaan’, para ahli sepakat menyarikan/meringkas
7 (tujuh) unsur kebudayaan, yang lazim disebut “cultural universals”, yaitu: (1) peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan
sebagainya); (2) mata pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi dan sebagainya); (3) sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, atau
sistem perkawinan); (4) bahasa (lisan maupun
tulisan); (5) kesenian (seni rupa, seni
suara, seni gerak dan sebagainya); (6) sistem ilmu
pengetahuan; serta (7) religi (sistem
kepercayaan).
Nah, dengan adanya MASJID semoga menjadi washilah (jembatan)
yang menghubungkan dan mempercepat proses ‘berbudaya’ kita yang islami, baik dalam
kehidupan bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Barakal-Laah lii wa lakum …
Khutbah II
Hamdalah
Syahadatain
Wasiat TAQWA
Hadirin, sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Mari saling mengingatkan soal Masjid sebagai Pusat
Ibadah dan Kebudayaan Islam
Karena masjid itu QS 9:108 dasar taqwa; 9:18 makmurkan;
dan 72:18 punya Allah SWT (koinsiden QS 9: 108=9; 9: 18=9; dan 72=9: 18=9; ingat
Masjid [M], ingat ‘9’). KITA sedih jika ‘3M’, sudah—minimal—tiga miliar, eh
Mewah Megah Melompong!
Tips atau password-nya: DAKWAH = proselytize, yakni
menarik simpatik khalayak sebagaimana QS Aali ‘Imran/3: 159.
Hadirin, sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT, yang salah
dari Khatib, yang benar dari Allah SWT, saya memohon maaf … Mari kita BERDOA: Semoga segala niat-cara-tujuan
kita selalu sinergis dan diridai Allah SWT dan kita mendapat kebaikan di dunia dan akhirat …
aamiin yRa …
Basmalah, shalawat … doa-doa …
Allaahumma tawakkalnaa ‘alal-Laah, laa haula wa laa
quwwata illaa bil-Laah ‘aliyyil ‘azhiim.
aamiin yaa Allaah yaa Rabbal ‘aalamiin
Akuulu qauli haadza wa astaghfirul-Laahi lii wa lakum
Wasalam.
Ujungberung, 5 Mei 2017.
c.q. bahan Khutbah Jum’at ini diilhami ‘judul’ buku
karya Sidi Gazalba, Masjid: Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta:
Pustaka Antara, 1962).