entah apologia, entah megalomania
yang pasti saya sekadar ingin berkontribusi bagi er-i,
maka KITA bukan sekadar berwacana
ada lho yang baca karya2 tulis kita
entahlah efeknya di kesadaran, terlebih di luar sadarnya
memang jadi risi omong apresiasi
berarti, yang jadi masalah, level apresiasi KITA masih
rendah—untuk tidak mengatakan ‘pamrih’
ya, kita masih melihat siapa, bukan apa
kita masih mengendus aroma trendi, bukan esensi
kita masih lekas apriori, bukan aposteriori
jadi, sutra-lah taken for granted, self-explanatory, lagi
tetapi mungkin, proklamasi memang harus
seperti kemerdekaan er-i kita
di sini ditambahkan bahwa dukung-mendukung itu
untuk kebenaran saja, bukan untuk orang benar
trims, sob
HBD ke-71, er-i-ku
20160811
add. usul: SOLISITOR yg mengatasnamakan rakyat/umat itu JANGAN NUNGGU BOLA kalau bener untuk adil dan makmur ... terima kasih.
BalasHapus